Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UMS

MENUMBUHKAN KEBUTUHAN MEMBACA

Program

Merdeka Belajar Episode ke-23 yang bertajuk “Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia diluncurkan Kemendikbudristek pada 27 Februari 2023. Program itu berfokus pada penyaluran sekitar 15 juta buku bacaan bermutu untuk jenjang PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan sekolah dasar yang disertai fasilitas pelatihan guru pendamping untuk pemanfaatan buku tersebut.

Mendikbudristek Nadiem Makarim menyatakan, bahwa program itu dilaksanakan untuk mengatasi masalah literasi peserta didik yang rendah. Hasil Apesmen Nasional tahun 2021 menunjukkan, satu dari dua peserta didik jenjang SD sampai SMA belum mencapai kompetensi minimumn

Program Merdeka Belajar episode ini merupakan intervensi pemerintah dalam mengurangi kesenjangan kualitas pendidikan di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Buku-buku terutama dikirimkan ke sekolah-sekolah yang berada di daerah terluar, tertinggal dan terdepan (3T) dengan peringkat literasinya sangat rendah.

Intervensi pemerintah dalam meningkatkan kualitas Pendidikan di daerah 3T merupakan suatu keniscayaan dan sudah selalu dilakukan. Pada tahun 2019, kemendikbud juga membagikan tablet elektronik yang berisi materi pelajaran ke sekolah-sekolah di daerah 3T. Harapannya peserta didik di daerah 3T dapat mengakses materi pelajaran yang sama dengan peserta didik di perkotaan.

Namun keberadaan fasilitas tidak serta merta dapat menciptakan, jika fasilitas tidak dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Sangat tepat jika kebijakan pengiriman buku ini disertai dengan pengadaan pelatihan, dan pendampingan untuk membantu sekolah memanfaatkan buku- buku yang diterima.

Bermakna

Buku-buku tersebut pertu dimanfaatkan secara maksimal, dengan pendampingan yang efektif, sehingga membaca menjadi aktivitas yang bermakna bagi peserta didik. Pendamping perlu dibekali dengan berbagai teknik membaca yang menyenangkan dan menginspirasi, sehingga dapat menumbuhkan sikap membaca sebagai kebutuhan, bukan hanya sekadar memenuhi kewajiban.

Menumbuhkan kebutuhan. mernbaca peserta didik bukanlah perkara mudah, apalagi di daerah- daerah yang memang fasilitas bacaan selama ini kurang. Perlu ada kesamaan persepsi dan kesamaan langkah dari semua pelaku dan pejuang pendidikan, terutama warga sekolah untuk bersatu padu menggelorakan kegiatan membaca yang bermakna.

Pendamping perlu memiliki teknik-teknik pendampingan yang seiring dengan maksud pengiriman buku ini yaitu buku sebaga jendela, pintu geser dan cermin begi pembaca. Buku berperan sebagai jendela dimaksudkan bahwa buku membantu pembaca melihat pengalaman baru. Buku berperan sebagai pintu geser adalah buku membawa pembaca untuk berimajinasi mengeksplorasi dunia baru melalui ilustrasi dan cerita fantasi. Adapun buku berperan sebagai cermin yaitu buku memberikan kesempatan untuk merefleksikan pengalaman hidupnya melalui cerita dalam

Peran buku sebagai jendela, pintu gener, dan cermin bagi pembaca tentu hanya akan menjadi wacana, jika tidak diikuti dengan tindakan nyata aktivitas membaca yang bermakna. Fasilitas buku bacaan telah disediakan jutaan eksemplar Buku-buku ini hanya akan menjadi pangan di rak-rak perpustakaan sekolah, jika tidak ada gerakan membaca sebagai kabutuhan. Mari kita tumbuhkan kebutuhan membaca.

Main Sufanti. Dosen Program Studi PBSI, FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta

Artikel ini terbit di Suara Merdeka pada Tanggal 6 Maret 2023

Scroll to Top